3 Cara Bertahan di Masa-masa Sulit

Langkah-langkah kecil sebelum aku menemukan pintu dan keluar dari situasi buruk.

kintanalifa
5 min readSep 20, 2020
image by : peebles (twitter : @thisiskeets), quote by : kim seokjin

Nah, sekarang kau ada di masa-masa yang menurutmu sulit. Kamu tahu kamu harus segera keluar dari situasi ini, tapi rasanya kau sudah terlampau lelah untuk berusaha. Pikiranmu berantakan, kau takut, gelisah dan juga tertekan. Boro-boro mau memikirkan cara untuk menemukan pintu keluar, pikiranmu terus saja menenggelamkanmu ke tempat yang tidak kau sukai. Lagi dan lagi. Masalah tidak juga selesai, rasanya makin berat saja melangkah.

Kamu tahu kalau hidup itu harus maju, tapi rasanya kau akan hancur saat ini juga. Kalau begitu, kalau kau merasakan itu, aku mau bilang.

Sama, aku juga.

Karena itu, aku ingin mengajakmu bertahan lebih dulu, sebelum kamu maju dan memulai lagi pencarian pintu keluar itu.

Di masa-masa sulit dimana aku rasanya kehilangan arah. Ada 3 hal yang selalu berusaha untuk kulakukan.

1. Membaca

Yang pertama adalah membaca. Saat kau kebingungan dan tidak tahu harus apa. Tentu saja hal pertama yang kau harus lakukan adalah mencari informasi. Berhenti sejenak, jangan terburu-buru. Tarik nafas perlahan, tenangkan dirimu, berilah sedikit waktu dan Bacalah! Bacalah dengan hati-hati dan seksama.

Bacalah!

Apa membaca itu hanya sekedar membaca buku saja ? Bukan, bukan itu. Maksudku membaca sekeliling kita. Cobalah lihat apa arti membaca dalam KBBI. Tidak harus buku, tapi membaca adalah proses memahami keadaan yang terjadi di sekeliling kita. Membaca orang-orang, membaca suasana, membaca untuk menemukan apa yang sedang terjadi. Ini hanya berdasarkan pengalamanku saja, tapi cara ini selalu berhasil untukku. Entah apapun masalahnya. Seaneh dan serumit apapun aku saat itu, seberat apapun masalahku, saat aku menyempatkan waktu untuk membaca, perasaanku, pikiranku dan puzzle-puzzle yang berantakan dalam kepalaku mulai terurai dan membentuk pola indah yang lebih mudah kupahami.

Entah itu saat aku lelah dan overthinking lalu aku lihat hal, se-klise pemandangan yang indah atau anak kecil yang sedang bermain, lalu aku sadar kalau ini hanya hidup yang sederhana dan singkat, sayang jika waktuku terbuang hanya dalam lamunan. Aku menemukan sedikit ruang pada apa-apa yang aku lihat, untuk melupakan sejenak, menghibur diri dan mendinginkan kepalaku.

Atau saat aku merasa tidak ada orang yang mengerti diriku, dan menderita sendirian. Saat aku menyempatkan diri melihat keadaan orang lain dan menemukan bahwa, mereka tak jauh berbeda dariku, susah, khawatir dan kebingungan. Aku jadi tahu kalau sebenarnya, aku tak terpuruk sendirian dan itu membuatku memiliki sedikit dorongan untuk maju kembali.

Atau saat aku merasa kurang dan kesepian. Kemudian di satu titik aku sadar kalau sebenarnya orang-orang berusaha mendekatiku tapi aku terlalu apatis untuk membiarkan mereka masuk. Saat aku kebingungan bagaimana cara membiarkan mereka masuk pun, aku mengamati mereka terlebih dahulu, apa yang mereka sukai, bagaimana cara pikir mereka dan bagaimana cara mereka berteman.

Atau saat aku terlalu larut dalam duniaku, aku melihat aktivitas orang lain. Lalu aku sadar “Ah, aku juga harus bergerak kalau ingin sampai ke suatu tempat.”

Kadang-kadang kita terlalu fokus pada diri kita, pada luka kita. Dan itu membuat luka kita semakin sakit dan pikiran kita makin tenggelam, semakin tidak masuk akal. Semua pikiran-pikiran buruk akan menumpuk di satu tempat. Ketika akhirnya kau mengalah pada ketegangan pikiranmu dan memutuskan untuk belajar memahami dengan membaca sekelilingmu, saat itulah kau perlahan mencoret satu demi satu list pikiran burukmu itu.

Membaca, apapun itu, entah buku, manusia, atau tempat, bisa mengantarkanmu pada rasa syukur, pada toleransi, pada simpatik atau bahkan rasa cinta. Cinta kepada dirikmu sendiri. Membaca juga perlu latihan , semakin sering kau latihan semakin baik kau membaca. Seiring waktu apa yang kau dapat akan lebih banyak dan lebih bermanfaat. Seiring waktu langkahmu akan jauh lebih tenang dan ringan. Karena untuk bisa membaca dengan baik, kau harus meninggalkan egomu terlebih dahulu.

2. Bicara

Yang kedua adalah bicara. Kapanpun kau punya waktu yang sulit, pastikan kau tidak sendirian. Bicarakan pada orang lain, raihlah siapapun, dan minta mereka untuk mendengarkanmu. Bicaralah. Kalau kau bicara itu sama dengan kau membantu orang untuk membaca.

Dengan berbicara, kau membantu mereka, orang-orang disekelilingmu untuk memahamimu. Kau membantu mereka menemukan cara untuk mencintai dan merawatmu. Kau membantu orang untuk menerima dirimu apa adanya, membantumu dengan cara yang tepat.

Mungkin kau pernah dengar quote ini :

“Just because other are having difficulties, doesn’t mean that yours get any less difficult. So, whenever you’re having a hard time, tell others that you’re struggling. Ask them to understand and comfort you. Please, be sure to say that”

— Seokjin

Membicarakan masalahmu, bukan berarti kau bersikap egois, kekanakan atau pengecut. Tapi itu adalah usaha yang tepat untuk menjaga dirimu tetap dalam keadaan yang baik. Karena jika kau dalam keadaan yang tidak baik, kau juga tidak akan bisa memperlakukan orang lain dengan baik.

Berbicara dengan baik akan mengurangi miss-komunikasi, yang bisa jadi salah satu penyebab masalahmu.

3. Menunggu

Terakhir adalah menunggu. Tahan sebentar, jangan terburu-buru. Masalah itu hanya sesaat, jangan khawatir, kau tidak akan dihantui masalah yang sama selamanya, walaupun lama tetap ada tanggal kadaluarsanya. Kalau kau bingung, marah dan frustasi karena tidak juga mengerti penyebab dan situasinya, maka ikuti saja alurnya dan jalani hidupmu seadanya dulu. Suatu saat, ketika kau sudah lebih matang dan dewasa, kau akan menemukan jawabannya.

Aku juga pernah mengalaminya. Ada saat dimana aku bersitegang dengan keluargaku, dan itu membuat aku stress, rasanya ingin melarikan diri dan melakukan hal-hal buruk. Tapi ketika aku mencoba menahan diri dan menunggu. Tahu-tahu aku terbiasa dengan itu dan tanpa aku sadari masa-masa itu sudah berlalu, tanpa kusadari sedikit demi sedikit naluriku melakukan sesuatu, sedikit demi sedikit masalah kami mencair. Kemudian aku pikirkan lagi masa-masa itu, disaat itulah aku mulai bisa menguraikan apa yang terjadi. Mengapa aku begitu saat itu, mengapa mereka begitu, mengapa kami begitu, semuanya mulai terjelaskan secara perlahan.

Itu karena saat itu, kita belum matang dan belum mampu memutuskan, kita belum tahu caranya, belum mengerti dan tidak tahu akan banyak hal. Jadi aku menunggu, sampai kecakapan dan kedewasaanku bertambah, setelah aku belajar dan melihat hal-hal lebih banyak.

Ini hanya tiga cara untuk bertahan, bukan untuk keluar dari masa-masa sulit. Karena untuk keluar, jelas kau harus bergerak, menemukan pintu dan membukanya.

Hal itu sangat sulit untuk dilakukan, terkadang sebelum kau menemukan pintunya dan keluar kau sudah hilang arah, hilang kenyakinan, menyerah dan terpuruk sendirian. Tanpa sadar kau membangun tembok disekelilingmu, kalau sudah begini bagaimana bisa kau melihat pintu keluarnya ? Pandanganmu akan terhalang tembok, sekelilingmu akan terlihat gelap dan dadamu terasa sesak. Kalau kau tidak bisa bernafas dengan baik kau tidak akan bisa berpikir dengan baik juga.

Karena itu, untuk menjaga dirimu dan menyadarkanmu berulang kali, terkadang kau harus membaca, bicara dan menunggu dengan sabar. Itu juga termasuk usaha. Usaha menjaga dirimu tetap hangat dan tidak rusak. Kau bertahan hari ini, adalah suatu keberhasilan juga, jadi jangan berkecil hati.

Tegakkan kepalamu, Take your baby steps and keep walking.

--

--

kintanalifa

My soul is a faith to be nurtured, my body is a law to be kept in a time