EARPHONES

kintanalifa
4 min readFeb 12, 2022

Mungkin karena sensitif sama suara, atau kadang atmosfer yang terlalu sibuk juga bikin susah fokus karena aku terus-terusan ke distraksi, atau mungkin karena aku punya selera musik sendiri yang gak mau aku bagi sama orang lain? pokoknya aku terbilang sangat sering pakai earphone.

Dalam beberapa hal, mungkin juga karena sugesti, memakai earphone membuatku lebih mudah fokus ke satu hal saja. Walau kadang aku gak setel apapun, it makes me a little bit calmer.

Masalahnya belum pernah ada earphone yang bertahan lama sama aku. Mau yang murah atau mahal, mau bagaimanapun modelnya, jarang ada yang bersamaku lebih dari 3 bulan. Dalam setahun, rata-rata aku bisa merusak 3–5 pcs.

Suatu hari kabelnya putus karena terlalu tipis, jadi aku cari earphone yang kabelnya agak tebal. Suatu hari pc shell-nya pecah, jadi aku beli baru yang pake earbuds. Lain hari earbud-nya hilang, jadi aku beli earbuds baru. The other times, its electrical signals messing around jadi aku cari model yang jack-nya lebih simple, tapi seringnya detik detik sebelum rusal total signalnya gak kompatibel sama handphone-ku lagi.

I don’t know what’s wrong with me?

Pokoknya, rata-rata 3 bulan, mereka paling kuat bertahan. Dulu aku pernah punya earphone biasa yang aku beli saat darurat, gak mahal, cuma sekitar 35k? Tapi dia mecahin rekor sampai lebih dari 6 bulan tanpa rusak, designnya unik, warnanya hitam dan silver, kabelnya tebal dan earbud-nya kecil pas di telinga, suaranya biasa saja sih, tapi pas, aku suka sekali karena dia bisa bertahan lama. Tapi aku memberikannya satu set dengan wadahnya yang berwarna putih susu, bentuk telur dan bergambar sapi yang lucu, pada teman nun jauh disana saat berpisah, sebagai kenang-kenangan untuk mengingat satu sama lain.

Sayangnya pas balik ke Bandung, aku enggak bisa menemukan earphone dengan desain atau merek yang sama dimanapun.
Lucunya, sejak saat itu aku tidak pernah beli earphone dengan warna, merek atau design yang sama untuk kedua kalinya. Because I don't feel like it.

Kemarin, aku menjadi penyebab kematian earphone baruku lagi, si Bumblebee. Penyebab kematian diperkirakan karena wires bagian dalam putus. Padahal aku suka yang satu ini, warna kuning cerahnya mengingatkanku pada Bumblebee di Transformers.

Dua hari kemudian, saat aku mau pesan yang baru. Papa menghentikanku dan tiba-tiba menyodorkanku sebuah earphone.

Tapi bentuknya sedikit aneh, warna kabelnya ungu tua, ada tulisan Adidas di ujung kabelnya. Aku seketika ingat, itu earphone yang aku beli sekitar 2 tahun lalu, aku ingat aku memecahkan case-nya. Saat aku perhatikan, sekarang pc shell-nya juga aneh, dulu saat kubeli warnanya ungu semua, tapi yang sekarang kulihat warnanya golden. Earbud-nya warna hitam sangat tidak cocok berpasangan dengan emas dan ungu. Sudah begitu plug-nya lebih aneh lagi. Terlihat bentuk yang tidak simetris hasil dari lem buatan Papa yang sangat familiar di mataku.

“Papa ngerangkai ini sendiri?"

“E.. jangan salah itu lebih kuat dari headset-headset yang selama ini kaka beli"

Aku tertawa geli melihat wajah Papa yang bangga pada diri sendiri.

Ternyata selama ini setiap kali earphone-ku rusak, kubawa dan membangkai dirumah. Papa mengumpulkannya. Setiap kali ada waktu luang, Papa memperbaikinya satu per satu.

Aku melihat ada satu kotak berisi earphones yang sama anehnya di lemari ruang tengah. Semuanya earphone bekasku yang telah diperbaiki. Ada si Novo, si Krem, si Angel, Boxi dan bahkan si Yuie disana yang bentuknya sudah tak sama lagi.

Tapi earphone ungu yang Papa berikan langsung padaku berbeda. Suara dan earbud-nya paling nyaman di telingaku, strip kabelnya yang ungu paling kaku diantara yang lain, jadi lebih kuat walaupun aku tidak menggulungnya jika kumasukkan kedalam tas ketika terburu-buru. Ujung kabelnya tidak ringkih karena telah dilapisi lem transparan setebal hampir satu centimeter. Sepertinya Papa memilih komponen-komponen yang paling cocok dari earphone-earphone itu dan dirangkai jadi satu.

Aah, aku tak harus menghabiskan 2 jam memilih design earphone baru untuk kubeli kali ini. Dan entah kenapa, hatiku sangat puas untuk edisi earphoneku kali ini.

Gabungan dari si Purple, si Krem dan Bumblebee. Mari namai earphone yang bagai terlahir kembali ini, si Lilac. I really wonder how long Lilac will be with me and accompanying my journey this time.

But I feel like it will be so long trapped on my mind. And even, later when the time for this Lilac to die in my hand come :’)… I think instead of throwing it away, I will keep it in my treasure box to see if Lilac has another chance to be fixed again by my incredible Dad :).

I don’t have idea how many times I found myself smiling because of this, probably in unhealthy amount. xixi.

--

--

kintanalifa

My soul is a faith to be nurtured, my body is a law to be kept in a time.